Berbicara tentang Pengusaha,Usahawan,Entrepreneur atau apapun istilahnya,memang selalu menarik untuk disimak,bahkan di jadikan cita-cita bagi setiap orang yang ingin mencari kebebasan bekerja,bebas mewujudkan ide-ide,skill,hoby ,atau berbagai rencana yang selama mereka bekerja pada orang lain tidak pernah bisa mewujudkannya,dengan merubah diri menjadi entrepreneur maka dia menjadi orang bebas yang tidak terkukung oleh sistem aturan orang lain atau intansi dan perusahaan.

Mengelola usaha,Menjadi pengusaha sukses tentunya dambaan semua orang yang menekuni dunia usaha. Mencapai sukses harus melalui rintangan yang tidak ringan. Banyak di antaranya yang putus asa setelah gagal berulang kali dalam menekuni bisnisnya. Menjadi pengusaha memang tidak hanya cukup dengan bermodal nekat tapi harus dilengkapi dengan syarat2 lainya

Maka tidak heran kalau beberapa pakar mencoba meneliti apa sih yang di sebut pengusaha itu? bagaimana karakteristiknya….? sampai pada mental sekalipun mereka amati.

Untuk jelasnya apakah kita termasuk pada kriteria karakteristik seorang entrepreneur ? maka silahkan anda nilai diri anda sendiri seperti yang di jelaskan di buku The Essentials of Entrepreneurship karangan seorang profesor universitas Amerika yang sudah mengajar dan meneliti selama 45 tahun silahkan lihat disini.


Ada pun Kriteria usahawan menurut Ibu Siti Pringandari A Suprapto, staff pengajar MM UI entrepreneurship centre, adalah sebagai berikut:

1. Semangat kerja. Mencintai apa yang dikerjakan sehingga membuatnya terus berkarya menghasilkan prestasi-prestasi baru tiada henti. Ketika menghadapi halangan atau kegagalan, tidak putus asa dan justru belajar dari kegagalan.

2. Seorang pengusaha harus memiliki impian. Impian merupakan wujud dari visi dan misi seseorang dalam berkarya. Dengan mimpi pikiran akan terfokus dan memudahkan mencapai apa yang diinginkan

.3. Tegas dalam mengambil keputusan. Menunda pekerjaan merupakan kerugian bagi pengusaha. Kecepatan dalam mengambil keputusan yang tepat merupakan kunci keberhasilan dan keputusan harus diterapkan secara konsisten agar hasil yang diharapkan bisa segera terwujud.

4. Dedikasikan seluruh tenaga, waktu, dan pikiran untuk pekerjaan. Kadangkala seseorang harus bekerja sedikitnya 13 jam sehari dan tujuh hari semingggu agar impiannya segera terwujud.

5. Rinci. Pengusaha harus bisa memperhatikan hal yang detail dari proses produksi usahanya dan tidak bersikap masa bodoh. Dengan demikian, ia bisa mengetahui kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya. Ia juga tidak mudah dibohongi bawahannya.

6. Tidak menggantungkan hidup pada nasib. Yang menentukan apa yang ingin Anda kerjakan dan hidup Anda tidak ditentukan oleh atasan melainkan diri sendiri adalah Anda sendiri.

7. Dana. Menjadi kaya bukan tujuan utama seorang wirausahawan. Uang hanya ukuran keberhasilan. Bila sukses uang akan datang dengan sendirinya.

8. Bagi-bagi. Kepemilikan usaha dibagikan kepada karyawan karena tanpa mereka bisnis tidak akan berjalan. Karena itu, karyawan harus diperhatikan agar ada rasa memiliki terhadap perusahaan.

9. Memiliki etika moral. Pengusaha sukses selalu memiliki moralitas yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Moralitas ini menjadi penting karena berfungsi sebagai kendali diri agar tidak terjebak pada praktik bisnis yang menghalalkan segala cara.

10. Mampu belajar dan mendengarkan. Pengusaha harus terus belajar dan mendengarkan masukan dari orang lain, tidak bergantung pada bakat alam. Berbagai ajang diskusi seminar, sekolah, konferensi menjadi tempat baginya untuk terus mengasah pengetahuan di bidangnya.

11. Rencana bisnis. Seorang pengusaha selalu memiliki rencana bisnis yang akan dikembangkan. Penyusunan rencana bisnis ini penting sebagai arahan dalam mencapai tujuan perusahaan. Ketika menyusun rencana bisnis biasanya seorang pengusaha melibatkan konsultan bisnis profesional.

12. Hasil terbaik. Pengusaha sukses selalu ingin mencapai prestasi terbaiknya. Prestasi itu akan menjadi kepuasan tersendiri yang sulit diganti apa pun.

Semoga bermanfaat…………..

Tiruan dari INDONESIA

September 30, 2007

  • Fupei, ini website jaringan sosialnya Indonesia, ala Friendster atau MySpace. Anggota Fupei kini sudah merambah, hingga orang Filipina pun ikutan. Fiturnya pun mencoba menyaingi Friendster dan MySpace.
  • Aku Cinta Sekolah, nggak jauh berbeda dengan Fupei, hanya lebih berfokus pada komunitas sekolah.
  • Layar Tancap, ini website berbagi videonya Indonesia, ala YouTube.
  • Video Kita, nggak jauh berbeda dengan Layar Tancap, hanya saja ini untuk kalian yang sudah bukan anak kecil lagi.
  • M3 Blog, meski disponsori oleh IM3, aplikasi blog gratis yang disediakan di website ini sudah hampir menyaingi fitur blog yang disediakan oleh Blogspot.
  • Cari Muka, ini website untuk kalian yang narsis. Cukup unggah foto kalian, dan biarkan pengunjung yang menilainya.
  • Sharing Foto, dimana kalian bisa menggunggah galeri foto. Melalui website ini kalian bisa memesan dan mencetak foto favorit di atas mug dan mengirimkannya ke rekan kalian.
  • Sendok Garpu, tempat kalian berbagi informasi tentang tempat makan, khususnya untuk makan malam.
  • Makan Mulu, mirip dengan SendokGarpu, website ini berisikan ulasan beragam tempat makan. Anggota juga bisa berbagi resep masakan favoritnya.
  • MoodMill, dimana anggota bisa menampilkan kadar mood-nya hari ini.
  • Kronologger, ini Twitter-nya Indonesia, dimana anggota bisa menyampaikan pesan singkat (microblogging) melalui website atau SMS.
  • Republik Blog, tempat kalian mengirim dan memberi peringkat tulisan blog yang menurut kalian menarik.
  • Blog-M, sama persis seperti Republik Blog, dengan fitur serupa pula.
  • Kilasan, serupa dengan Republik Blog dan Blog-M, hanya saja kalian bebas untuk mengirimkan tautan berita tanpa batasan itu blog atau bukan.
  • Wikimu, dimana kalian bisa mengirim berita dengan bebas dan berbaginya dengan pembaca lainnya.
  • Gudang Upload, ini website Rapidshare atau Megaupload-nya Indonesia, tempat kalian berbagi file berukuran besar.
  • Indo Upload, serupa dengan Gudang Upload, dan juga cukup banyak dipakai oleh pengguna forum di Indonesia.
  • 17 Tahun 2, dimana setiap anggota bebas mengirim cerita dan gambar dewasa. Cerita yang ditayangkan bisa dinilai oleh pengunjung.
  • web20-indonesia.jpg

Berita bahagia untuk ibu hamil

September 30, 2007

Wanita yang paling baik dan paling tinggi kedudukannya adalah para Ibu. Hal ini disebabkan mereka memikul berbagai kesulitan dan kecapaian sebagai ibu. Allah menerangkan:

…وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا
“Kami perintakan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyampihnya adalah tigapuluh bulan” (Surat Al-Ahqaf:15)

Yaitu mengandungnya di perutnya dalam bulan-bulan kehamilan dengan berbagai kesulitan, dan melahirkannya dengan penuh kesulitan pula. Maka dia mengalami kesusahan-kesusahan dalam kehamilan, sakitnya melahirkan, dan sulitnya menyusui serta menyapih. Firman Allah Ta’ala:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu” (Luqman:14.)

Karena seorang ibu mengalami kepayahan melebihi apa yang dialami oleh seorang bapak, maka hak dan bagiannya terhadap anak lebih besar untuk diperlakukan secara baik oleh anak.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu: Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallaam dan berkata: “Ya Rasulullah siapakah manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya?” Beliau mengatakan: “Ibumu’ laki-laki itu berkata: “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: ‘Ibumu” laki-laki itu berkata lagi “Setelah itu siapa?” Beliau berkata: “Ibumu” laki-laki itu bertanya lagi “Setelah itu siapa?” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallaam menjawab: “Bapakmu”.

Hadits ini bukan berarti mengecilkan kedudukan seorang ayah dan meremehkan hak-haknya karena hak ayah terhadap anak itu sangat agung dan besar. Tetapi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallaam mendapati perempuan pada posisi yang lemah secara umum terlebih pada masa beliau dimana manusia hidup pada jaman jahiliyah dengan akhlak yang jelek dan perlakuan yang jelek terhadap perempuan. Maka beliau menganjurkan untuk birrul walidain (berbakti pada orang tua) khususnya ibu, supaya jangan sampai seorang anak meremehkan kedua orang tua untuk berbuat baik dan menunaikan hak-haknya dimana hak seorang ibu lebih besar terhadap hak-hak seorang bapak terhadapnya.

Allah telah mewajibkan kepada anak berbakti kepada orang tuanya dan menjanjikan pahala yang besar, dan mengharamkan durhaka pada orang tua atau salah satunya. Hal itu dianggap dosa besar. Banyak ayat dan hadits tentang permasalahan ini. Firman Allah Ta’ala:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا(24)

“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka dengan perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkalah: ‘Wahai Rabbku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua mendidik aku diwaktu kecil” (Al Isra: 23-24)

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin As radhiallahu ‘anhu menyatakan: seorang laki-laki menghadap Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallaam dan berkata: “Aku berbaiat kepadamu untuk hijrah dan berjihad dengan mengharap pahala dari Allah Ta’ala”. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallaam berkata: “Apakah kamu memiliki salah satu dari orang tuamu yang masih hidup?” Laki-laki itu menjawab: “Ya, bahkan keduanya (masih hidup)”. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallaam bersabda: “Apakah kamu ingin mendapatkan pahala dari Allah?”. Laki-laki itu menjawab: “Ya”. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallaam berkata: “Kembalilah kamu kepada kedua orang tuamu dan perlakukan mereka dengan baik”. Dalam riwayat lain “Pada kedua orang tuamu maka kamu berjihad”.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Nufa’i bin Al-Harits menyatakan: bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallaam: “Maukah kalian aku beritahu tentang dosa besar yang paling besar?” Kami berkata,”Tentu, Ya! Rasulullah”. Beliau menyatakan:”Menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua”. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallaam yang semula bersandar kemudian duduk dan menyatakan: “Dan ucapan dusta dan sumpah palsu”. Rasulullah terus mengulang-ulang sampai kami berkata: “Seandainya beliau diam”

KEBAIKAN YANG INDAH

September 30, 2007

–Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa,”Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhan kamu?” Mereka menjawab,” Kebaikan.”…………[An Nahl : 16:30]

Seorang wanita baru pindah ke sebuah kota kecil. Setelah berada di sana beberapa waktu, ia mengeluh kepada tetangganya tentang pelayanan buruk yang dialaminya di apotek setempat. Ia meminta tolong pada tetangganya agar mau menyampaikan kritiknya pada pemilik apotek itu.

Beberapa hari kemudian wanita pendatang tersebut pergi lagi ke apotek itu. Pemilik apotek menyambutnya dengan senyum lebar sambil mengatakan betapa senangnya ia melihat wanita itu berkenan datang kembali ke apoteknya, dan berharap wanita dan suaminya menyukai kota mereka. Bukan hanya itu, pemilik apotek itu bahkan menawarkan diri membantu wanita dan suaminya menguruskan berbagai hal agar mereka bisa menetap di kota itu dengan nyaman. Lalu, ia pun mengirimkan apa yang dipesan wanita itu dengan cepat dan baik

Wanita itu merasa senang dengan perubahan luar biasa yang ditunjukkan oleh pemilik apotek. Kemudian, ia melaporkan hal itu pada tetangganya. Katanya, “Anda tentu sudah menyampaikan kritik saya mengenai betapa buruk pelayanannya waktu itu.”

“Oh, tidak,” jawab tetangganya. “Sebenarnya saya tidak menyampaikan kritik anda pada mereka. Saya harap anda tidak keberatan. Saya katakan pada pemilik apotek itu betapa anda terkagum-kagum melihat caranya mendirikan apotek di kota kecil ini. Dan, anda merasa apoteknya adalah salah satu apotek dengan pelayanan terbaik yang pernah anda temui.”

Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan(disediakan) kebaikan dan tambahan (ridha Allah) serta muka-muka mereka tidak tertutup oleh kehitaman dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah ahli surga yang mereka kekal di dalamnya [Yuunus; 10:26]

Puasa Membuat Kita Sehat.

September 30, 2007

BULAN Ramadan, bulan bagi umat Islam wajib menjalani puasa, seperti disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa seperti telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.

Setiap muslim dewasa yang sehat jasmani dan rohani, wajib menjalani puasa Ramadan demi ketaatan kepada perintah Allah. Tidak ada perintah Allah yang akan mencelakakan manusia, karena Allah selalu menyediakan alternatif sebagai pengganti bagi orang-orang yang tidak mampu melaksanakan perintah itu. Puasa bahkan dapat membuat orang menjadi lebih sehat! Bagaimana puasa dapat membuat orang menjadi lebih sehat?

Agar mengerti, bagaimana puasa dapat meningkatkan kesehatan, perlu lebih dahulu memahami apa pengertian sehat. Mengacu kepada pengertian sehat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sehat adalah sejahtera jasmani, rohani, dan sosial. Bukan hanya bebas dari penyakit, cacat, ataupun kelemahan. Dengan kata lain, sehat paripurna. Puasa Ramadan mempunyai peran yang sangat besar untuk membuat orang menjadi sejahtera paripurna ini, apabila ikhlas melaksanakan puasa Ramadan yang merupakan perintah Allah.

Ada baiknya, lebih dahulu perlu kita pahami bagaimana terjadinya penyakit yang dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu penyakit yang disebabkan adanya infeksi dan bukan oleh infeksi.

Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh virus, kuman (bakteri), parasit, dan jamur (fungi). Contoh penyakit infeksi oleh virus, misalnya influenza, cacar air, dan demam. Yang lebih berbahaya, ialah AIDS dan flu burung yang baru-baru ini merebak. Contoh oleh kuman, misalnya tifus perut, muntah-berak, tbc, dll. Contoh oleh parasit, misalnya malaria, filariasis (penyakit kaki gajah). Contoh oleh jamur, adalah panu dan penyakit jamur kulit (dermatomycosis) lain, misalnya gatal pada lipat paha dan selangkangan.

Penyakit noninfeksi, disebabkan oleh faktor-faktor, seperti keturunan, pola perilaku hidup yang tidak sehat dan tidak tertib, nutrisi dan tata-gizi yang tidak seimbang baik dalam komposisi maupun konsumsinya, dan pencemaran lingkungan.

Banyak dari penyakit noninfeksi disebabkan oleh kelalaian dalam mengonsumsi nutrisi dan menata gizinya. Mereka yang dikaruniai Allah rezeki banyak, sering mengonsumsinya secara berlebihan. Akibat dari kelalaian dan kesalahan mengonsumsi dan menata gizi ini, baru timbul sebagai penyakit setelah 20-30 tahun kemudian.

Kelebihan asupan kalori, kebanyakan makan karbohidrat (nasi, roti, dan sejenisnya) akan menyebabkan obesitas (kegemukan). Dalam jangka panjang, dapat menjurus terjadinya penyakit kencing manis (Diabetes mellitus). Kebanyakan mengonsumsi makanan berminyak, bersantan atau lemak dapat menjurus terjadinya kolesterol tinggi dalam darah.

Dengan demikian, perlu adanya upaya-upaya penyembuhan sederhana yang dapat kita lakukan sendiri. Pertama, mengatur makan. Kedua, melakukan olah raga dan penggunaan obat baru pada urutan ketiga. Masalah olah raga dalam bulan Ramadan akan dibahas dalam tulisan berikutnya.

Makan, tentu perlu bagi kita. Makanan adalah sumber energi untuk beraktivitas. Tetapi, kelebihan makan berarti kita meracuni diri sendiri. Oleh karena itu, diajarkan kepada kita untuk “Berhenti makan sebelum kenyang”. Bila kita ikhlas melaksanakan puasa dan berpegang kepada “berhenti makan sebelum kenyang”, insya Allah kita tidak akan meracuni diri sendiri dengan makan yang berlebihan. Bahkan, dengan menjalani puasa seperti di atas, insya Allah kita akan semakin sehat.

Niat puasa yang kuat juga akan menata berbagai fungsi organ-organ tubuh secara baik. Orang yang di luar bulan Ramadan sering menderita sakit maag (sakit ulu-hati), dengan niat yang kuat, sakit maag ini dapat sembuh bersamaan dengan pelaksanaan puasa Ramadan.

Bulan Ramadan adalah bulan suci yang harus diistimewakan secara batiniah. Misalnya, setelah berbuka puasa, salat tarawih, dan makan-minum secukupnya, sebaiknya lekas tidur, tak perlu nonton TV sampai akhir acara agar dapat menjalankan qiyamul lail. Pendalaman pemahaman agama akan membawa orang kepada sejahtera (sehat) rohani yang lebih baik. Bulan Ramadan juga membawa orang pada kegiatan sosial yang lebih baik dengan dilaksanankannya salat tarawih dan dikeluarkannya zakat fitrah. Semua itu akan membawa kita pada sejahtera (sehat) sosial yang lebih baik. ***
repost : Prof. Drs. dr. H.Y.S. SANTOSA GIRIWIJOYO Psi.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh jurusan psikologi (ilmu jiwa) pada Fakultas Adab (sastra) di Universitas Zaqaqiq, Mesir dengan judul: “Kepribadian Remaja Putri, Tata Cara kesiapan Jiwa dalam Menghadapi Pernikahan, dan Masa Perubahan Jiwa Pasca Nikah Secara Khusus” menyimpulkan ada 9 tipe gadis yang tidak diminati oleh para pemuda:

Pertama: Gadis Pencemburu

Pencemburu adalah sifat pertama kali yang dihindari oleh para pemuda dari calon istri-istri mereka. Cemburu disini bermakna keraguan. Para pemuda itu menuntut adanya sebagian sifat cemburu yang memperkuat ikatan cinta, akan tetapi mereka menolak ketidak percayaan (keraguan) yang menimbulkan petaka dalam kehidupan rumah tangga. Mereka menginginkan kepercayaan dari para istri mereka, dan tidak suka jika mereka menceritakan atau mengungkap setiap langkah yang dilaluinya.

Kedua: Gadis Egois, sok menjadi ratu

Adapun gadis yang kedua adalah gadis yang egois, ingin berkuasa, menginginkan dari suaminya segenap kecintaan, ketundukan, dan kepasrahan hanya kepadanya saja. Dia akan marah jika melihat suaminya lebih mementingkan orang lain atau mencintai selain dirinya. Seperti cemburu kepada kerabat suami, atau teman-temannya. Perbuatan ini kadang menimbulkan banyak permasalahan. Dengan sikap seperti itu, dia telah mempersempit kepribadian suami, dan menyebabkan timbulnya permasalahan dengan kerabatnya. Dengan sikap seperti itu, dia telah menjadikan suami benci dengan kehidupan rumah tangganya. Sikap yang demikian tidak termasuk cinta, tetapi ambisi kepemilikan dan penguasaan. Maka wajib bagi gadis ini untuk menyadari bahwa mereka adalah kerabat suami, yang tidak mungkin ia bebas lepas dari mereka, begitu pula sebaliknya mereka tidak mungkin bebas lepas darinya.

Ketiga: Gadis Durhaaka

Yaitu istri yang tidak ridha dengan kehidupannya. Dia senantiasa membangkang pada suami dan menggerutu tentang segala sesuatu. Dia tidak bersikap qonaah (menerima apa adanya), senantiasa menginginkan tambahan dan lebih. Dengan sikap seperti ini, dia telah menekan suami hingga mau memenuhi keinginannya. Dia tidak peduli darimana sang suami bisa memenuhi berbagai tuntutan itu, dan bagaimana ia bisa mendapatkan harta tersebut. Dia adalah jenis istri perusak. Dia hanya mencari untuk diri dan kebahagiannya sendiri, terutama harta, bukan cinta. Dia tidak menjaga suami atau rumahnya. Biasanya keadaan yang seperti ini berakhir dengan perceraian.

Keempat: Gadis yang cuek dan masa bodoh

Gadis ini tidak layak disebut sebagai seorang istri. Dia sama sekali tidak menaruh perhatian pada suami, tidak juga pada rumahnya. Tidak berusaha memenuhi kebutuhan suami atau permintaannya. Di sini sang suami merasa bahwa si istri tidak mencintainya, atau tidak menganggapnya. Kadang yang demikian membuat sang suami bersikap kasar kepada istri sebagai usaha untuk meluruskannya. Akan tetapi jika sang istri memiliki sifat seperti ini, maka akan sulit merubahnya. Hal ini menjadikan sang suami tidak menaruh perhatian terhadap istri, tidak mesra dengannya dalam segala hal, dan bisa menyebabkan perpisahan. Maka mulai sekarang seharusnya istri mulai memberikan perhatian terhadap suami.

Kelima: Gadis yang Kekanak-kanakkan

Yaitu gadis yang senantiasa tergantung pada ibunya, dan terus terikat dengannya, bersandar kepadanya dalam segala hal. Dia bertindak dengan malu, tidak mampu mengemban tanggung jawab. Kebanyakan ibunyalah yang memberikan keputusan dan berkuasa pada seluruh urusan rumah. Maka sang putripun bersandar kepadanya dalam segala hal seperti apa yang dia kerjakan saat masih kanak-kanak. Dengan sifat seperti itu, dia tidak layak menjadi seorang ibu bagi putra-putranya, dikarenakan putra-putranya akan menjadi pribadi-pribadi yang terputus, tidak utuh. Adapun sang suami, maka ia merasa seolah-olah telah menikahi ibu mertuanya, karena dialah yang mengatur segala keperluannya. Maka wajib bagi para gadis untuk belajar memikul tanggung jawab dan berbuat secara dewasa.

Keenam: Gadis yang meninggalkan Tugas Rumah Tangga

Kebanyakan gadis seperti ini adalah gadis yang bekerja (wanita karir). Akan tetapi, ada perbedaan antara istri yang bekerja dan istri yang pergi meninggalkan tanggung jawab rumah. Artinya ada banyak istri yang bekerja, tetapi mereka dapat melakukan segenap pekerjaan rumah tangga dan memberikan perhatian terhadap berbagai keperluan suami dan anak-anak mereka. Pekerjaan mereka tidak membuat mereka durhaka terhadap keluarga. Maka istri harus menyeimbangkan antara pekerjaan dengan suami dan anak-anaknya. Janganlah pekerjaan membuat keluarga terhalangi dari perhatian dan kasih sayangnya. Sehingga sang suami merasa kehilangan kemesraan, akhirnya timbullah permasalahan diantara mereka.

Ketujuh: Gadis yang Lemah

Yaitu seorang gadis yang terbiasa pasrah terhadap keadaan di sekitarnya, apakah terhadap keluarga atau teman-temannya. Dia sangat lemah untuk bisa mengambil keputusan dengan dirinya sendiri, tidak berusaha mengadakan musyawarah atau menampakkan pendapat apapun. Kepribadian yang lemah, penurut, dan tidak terbiasa memikul tanggung jawab. Kebanyakan penyebabnya adalah keluarga, yaitu dengan sikap keras sang ayah, dan diamnya ibu. Maka sang suamipun kehilangan teman yang bisa memberikan nasihat, atau masukan-masukan dalam berbagai urusannya.

Kedelapan: Gadis yang membuat was was

Yaitu gadis yang menggambarkan suaminya dengan gambaran yang terburuk. Sebagai contoh, jika suami terkena penyakit mulas, maka sang istri membesar-besarkannya serta meyakininya bahwa sang suami menderita usus buntu. Jika panas sang suami meningkat dia berkata bahwa dia telah terkena demam. Jika sang suami terlambat, dia berkeyakinan telah terjadi kecelakaan atau terkena sesuatu yang tidak disukai. Istri semacam ini akan mendorong suami untuk selalu was-was dan berkhayal macam-macam serta selalu khawatir.

Kesembilan: Gadis yang Sok Sempurna

Yaitu gadis yang berambisi untuk mengerjakan sesuatu dengan benar, dan terlalu berlebih-lebihan di dalamnya sehingga sang suami dan orang-orang yang tinggal di sekitarnya terkadang merasa jengkel. Sifat seperti itu membuatnya fanatik buta dalam kehidupan rumah tangga. Dia menginginkan kesempurnaan dalam segala hal. Jika pergi salah seorang teman maka harus membawa hadiah berharga dan mahal dibungkus dengan bungkus yang mewah dan seterusnya. Sifat seperti ini dimungkinkan akan membuat suami melakukan respon yang mungkin bisa menjadi seorang laki-laki yang keras dan menolak apa saja yang dilakukan istri, sekalipun perbuatan itu untuk kepentingannya, dan dia tidak lagi mementingkan keridhaan istrinya

Sekarang, carilah untuk dirimu sendiri wahai saudariku, sifat manakah dari kesembilan sifat tersebut yang kamu miliki? Kemudian bersihkanlah dari dirimu agar kehidupan rumah tanggamu selamat dan bahagia.

sumber : Diambil dari: Majalah Qiblati Edisi 11 TAhun II

Suatu ketika di ruang kelas sekolah menengah, terlihat suatu percakapan yang
menarik.
Seorang Pak Guru, dengan buku di tangan, tampak menanyakan sesuatu kepada
murid-muridnya di depan kelas.
Sementara itu, dari mulutnya keluar sebuah pertanyaan.

” Anak-anak, kita sudah hampir memasuki saat-saat terakhir bersekolah di
sini.
Setelah 3 tahun, pencapaian terbesar apa yang membuat kalian bahagia ?
Adakah hal-hal besar yang kalian peroleh selama ini ?”

Murid-murid tampak saling pandang.
Terdengar suara lagi dari Pak Guru,
” Ya, ceritakanlah satu hal terbesar yang terjadi dalam hidup kalian …”

Lagi-lagi semua murid saling pandang, hingga kemudian tangan Pak Guru itu
menunjuk pada seorang murid.
” Nah, kamu yang berkacamata, adakah hal besar yang kamu temui ?
Berbagilah dengan teman-temanmu …”

Sesaat, terlontar sebuah cerita dari si murid,
” Seminggu yang lalu, adalah saat-saat yang sangat besar buat saya.
Orang tua saya, baru saja membelikan sebuah motor, persis seperti yang saya
impikan selama ini.”

Matanya berbinar, tangannya tampak seperti sedang menunggang sesuatu.
” Motor sport dengan lampu yang berkilat, pasti tak ada yang bisa
mengalahkan kebahagiaan itu !”

Pak Guru tersenyum.
Tangannya menunjuk beberapa murid lainnya.
Maka, terdengarlah beragam cerita dari murid-murid yang hadir.

Ada anak yang baru saja mendapatkan sebuah mobil.
Ada pula yang baru dapat melewatkan liburan di luar negeri.
Sementara, ada murid yang bercerita tentang keberhasilannya mendaki gunung.

Semuanya bercerita tentang hal-hal besar yang mereka temui dan mereka
dapatkan.
Hampir semua telah bicara,hingga terdengar suara dari arah belakang.
” Pak Guru … Pak, saya belum bercerita.”

Rupanya, ada seorang anak di pojok kanan yang luput dipanggil.
Matanya berbinar.
Mata yang sama seperti saat anak-anak lainnya bercerita tentang kisah besar
yang mereka punya.

” Maaf, silahkan, ayo berbagi dengan kami semua,”
ujar Pak Guru kepada murid berambut lurus itu.

” Apa hal terbesar yang kamu dapatkan ?”
ujar Pak Guru mengulang pertanyaannya kembali.

” Keberhasilan terbesar buat saya, dan juga buat keluarga saya adalah …
saat nama keluarga kami tercantum dalam Buku Telepon yang baru terbit 3 hari
yang lalu.”

Sesaat senyap.
Tak sedetik, terdengar tawa-tawa kecil yang memenuhi ruangan kelas itu.
Ada yang tersenyum simpul, terkikik-kikik, bahkan tertawa terbahak mendengar
cerita itu.

Dari sudut kelas, ada yang berkomentar,
” Ha ? Saya sudah sejak lahir menemukan nama keluarga saya di Buku Telepon.
Buku Telepon ?
Betapa menyedihkan … hahaha …”

Dari sudut lain, ada pula yang menimpali,
” Apa tak ada hal besar lain yang kamu dapat selain hal yang lumrah semacam
itu ?”

Lagi-lagi terdengar derai-derai tawa kecil yang masih memenuhi ruangan.
Pak Guru berusaha menengahi situasi ini, sambil mengangkat tangan.

” Tenang sebentar anak-anak, kita belum mendengar cerita selanjutnya.
Silahkan teruskan, Nak …”

Anak berambut lurus itu pun kembali angkat bicara.
” Ya, memang itulah kebahagiaan terbesar yang pernah saya dapatkan.
Dulu, Papa saya bukanlah orang baik-baik.
Karenanya, kami sering berpindah-pindah rumah.
Kami tak pernah menetap, karena selalu merasa di kejar polisi.”

Matanya tampak menerawang.
Ada bias pantulan cermin dari kedua bola mata anak itu, dan ia melanjutkan.

” Tapi, kini Papa telah berubah.
Dia telah mau menjadi Papa yang baik buat keluarga saya.
Sayang, semua itu tidak butuh waktu dan usaha.

Tak pernah ada Bank dan Yayasan yang mau memberikan pinjaman modal buat
bekerja.
Hingga setahun lalu, ada seseorang yang rela meminjamkan modal buat Papa
saya.

Dan kini, Papa berhasil.
Bukan hanya itu, Papa juga membeli sebuah rumah kecil buat kami.
Dan kami tak perlu berpindah-pindah lagi.”

” Tahukah kalian, apa artinya kalau nama keluarga saya ada di Buku Telepon ?
Itu artinya, saya tak perlu lagi merasa takut setiap malam dibangunkan Papa
untuk terus berlari.
Itu artinya, saya tak perlu lagi kehilangan teman-teman yang saya sayangi.

Itu juga berarti, saya tak harus tidur di dalam mobil setiap malam yang
dingin.
Dan itu artinya, saya, dan juga keluarga saya, adalah sama derajatnya dengan
keluarga-keluarga lainnya.”

Matanya kembali menerawang.
Ada bulir bening yang mengalir.
” Itu artinya, akan ada harapan-harapan baru yang saya dapatkan nanti …”

Kelas terdiam.
Pak Guru tersenyum haru.
Murid-murid tertunduk.

Mereka baru saja menyaksikan sebuah fragmen tentang kehidupan.
Mereka juga baru saja mendapatkan hikmah tentang pencapaian besar, dan
kebahagiaan.

Mereka juga belajar satu hal :
” Bersyukurlah dan berbahagialah setiap kali kita mendengar keberhasilan
orang lain.
Sekecil apapun …
Sebesar apapun …”

Karena hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti ..

KEBAIKAN YANG INDAH

September 30, 2007

–Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa,”Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhan kamu?” Mereka menjawab,” Kebaikan.”…………[An Nahl : 16:30]

Seorang wanita baru pindah ke sebuah kota kecil. Setelah berada di sana beberapa waktu, ia mengeluh kepada tetangganya tentang pelayanan buruk yang dialaminya di apotek setempat. Ia meminta tolong pada tetangganya agar mau menyampaikan kritiknya pada pemilik apotek itu.

Beberapa hari kemudian wanita pendatang tersebut pergi lagi ke apotek itu. Pemilik apotek menyambutnya dengan senyum lebar sambil mengatakan betapa senangnya ia melihat wanita itu berkenan datang kembali ke apoteknya, dan berharap wanita dan suaminya menyukai kota mereka. Bukan hanya itu, pemilik apotek itu bahkan menawarkan diri membantu wanita dan suaminya menguruskan berbagai hal agar mereka bisa menetap di kota itu dengan nyaman. Lalu, ia pun mengirimkan apa yang dipesan wanita itu dengan cepat dan baik

Wanita itu merasa senang dengan perubahan luar biasa yang ditunjukkan oleh pemilik apotek. Kemudian, ia melaporkan hal itu pada tetangganya. Katanya, “Anda tentu sudah menyampaikan kritik saya mengenai betapa buruk pelayanannya waktu itu.”

“Oh, tidak,” jawab tetangganya. “Sebenarnya saya tidak menyampaikan kritik anda pada mereka. Saya harap anda tidak keberatan. Saya katakan pada pemilik apotek itu betapa anda terkagum-kagum melihat caranya mendirikan apotek di kota kecil ini. Dan, anda merasa apoteknya adalah salah satu apotek dengan pelayanan terbaik yang pernah anda temui.”

Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan(disediakan) kebaikan dan tambahan (ridha Allah) serta muka-muka mereka tidak tertutup oleh kehitaman dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah ahli surga yang mereka kekal di dalamnya [Yuunus; 10:26]

Tulisan ini digoreskan dalam rangka ikut bela sungkawa terhadap salah satu saudara kita yang ditimpa musibah secara beruntun. Digoreskan dalam usaha untuk ikut menghibur kesedihan yang merundungnya.

Saya melihat, bahwa musibah duniawi yang menimpa kita adalah sesuatu yang lumrah . Artinya sesuatu yang sangat wajar dan pasti akan di derita oleh setiap orang, karena semua orang yang hidup ini, pasti mengalami suka dan duka dalam kehidupan ini, dan dia tidak bisa menolaknya. Justru yang patut kita pikirkan adalah bagaimana musibah tersebut tidak menimpa agama kita, tidak menimpa kepada konsisten kita terhadap ajaran Allah dan tuntutan Rosulullah saw.

Dalam suatu hadits disebut do’a yang berbunyi :

“ Ya Allah janganlah Engkau timpakan musibah ini atas agama kami “

Ini menunjukkan bahwa do’a dan permohonan kita kepada Allah hanyalah dibolehkan pada masalah akherat saja , kalaupun meminta dunia , itupun harus ada kaitannya dengan akherat, seperti meminta rizki yang penuh berakah yaitu rizki yang menunjang peribadatan kita kepada Allah, meminta istri yang sholehah, yaitu istri yang mendukung kita di dalam melaksankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, meminta umur panjang yang selalu di isi dengan kebaikan- kebaikan dan lain-lainnya.

Dalam sisi lain, musibah yang mengenai seseorang , janganlah diartikan sebuah malapetakan yang memupuskan harapan, melemahkan semangat dan menghancurkan kehidupan. Tapi justru jadikanlah musibah atau kesempitan tersebut menjadi sebuah kesempatan, jadikanlah air mata yang menetes menjadi keringat yang mengalir. Orang-orang besar , mereka menjadi besar karena mereka merubah kesempitan yang melilit mereka menjadi sebuah kesempatan. Mereka melihat bahwa musibah justru merupakan sebuah tahapan menuju kepada kesenangan dan kesesuksesan . Nabi Yusuf as, beliau menjadi seorang Mentri yang memerintahkan Mesir dengan adil, setelah melalui berbagai musibah dan tantangan. Bahkan musibah yang menimpanya di waktu kecil, di saat ia dibuang di sumur dalam sebuah hutan, kemudian penjara yang dihuninya, justru itulah yang mengantarkan dia pada kejayaan dan kesuksesan. Nabi Muhammad saw , sewaktu kecil sudah di tinggal oleh kedua orang tuanya, kemudian orang –orang yang dicintainya satu persatu meninggalkannya di saat mereka sangat dibutuhkan untuk membantu dan menguatkan dakwahnya. Tapi justru kejadian tersebut , berubah menjadi bekal untuk memperkuat jiwa beliau di dalam menghadapi ujian- ujian dan tantangan dakwah sehingga mengantarkan kepada kesuksesan beliau di dalam menyebarkan Risalah Islam. Lain lagi yang dialami oleh seorang direktris sebuah Perusahan ternama di Indonesia, musibah yang menimpa keluarganya, yaitu salah satu anak kesayangannya yang baru berumur dua tahun, tiba-tiba jatuh sakit terkena demam berdarah, dan tim dokter telah menvonisnya dia akan mati… musibah yang membuatnya selalu tertekan itu,justru mampu merubahnya menjadi musibah yang membawah bekah dan hidayah. Merubahnya dari gaya hidup yang jahiliyah menjadi seorang muslimah yang hidup di lautan hidayah, merubahnya dari seorang yang tidak peduli dengan Islam menjadi seorang yang gigih memperjuangkan tegaknya Syareat Islam. Kejadian tersebut mengingat saya pada firman Allah swt : “ Boleh jadi engkau membenci sesuatu, padahal sesuatu yang engkau benci itu, adalah sesuatu yang lebih baik ( bagi kehidupannmu )“ .

Dalam suatu hadits di sebutkan bahwa kesusahan dan ujian yang menimpa manusia sangatlah relatif, semakin besar keimanan dan bobot seseorang, makin makin besar pula ujiannya. Ketika terjadi musim paceklik, para sahabat mengangganjal satu batu di perutnya untuk menahan rasa lapar yang luar biasa, dan Rosulullah saw sendiri ternyata mengganjal dua batu di perutnya . Ini menunjukkan bahwa penderitaan yang dialami oleh Rosulullah saw jauh lebih berat di banding yang dialami oleh orang lain. Semakin tinggi bangunan pencakar langit , maka semakin pula besar angin yang menimpa dan semakin besar kemungkinan akan terkena petir. Semakin tinggi layar kapal yang dikembangkan di udara, maka akan semakin besar pula anging yang menerpanya.

Orang yang besar akan menjadikan ujian dan musibah tersebut sebagi peluang dan kesempatan untuk meraih kesuksesan. Dalam sebuah teori di sebutkan bahwa orang yang berada dalam keadaan yang terpepet , terjepit dan susah, cenderung untuk berpikir keras dan mengolah otak untuk keluar dari keadaan tersebut, dari situ terbukti bahwa dalam keadaan sempit justru pandangan- pandangan cemerlang dan inisiatif-inisiatif jitu bermunculan. Lihat saja umpamanya, kaum Tsamud yang hidup di pegunungan yang berbatuan, mereka sanggup membuat rumah- rumah dari batu di tepi-tepi gunung, orang –orang Afghanistan dan Pakistan yang sanggup membuat rumah dari tanah liat yang dingin dan sejuk , dan jauh dari sengatan matahari. Orang – orang yang hidup di pedesaan dan di hutan- hutan justru menemukan kehidupan mereka dari makanan dan minuman bahkan dari obat-obat yang berasal dari tumbuh- tumbuhan alami yang mungkin jauh lebih manjur dari obat yang terbuat dari kimia.

Bangsa Jepang yang hancur luluh karena dua bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki dan Hirosima, tidaklah pemisis terhadap masa depannya, tapi justru dengan keadaan tersebut , mereka bekerja lebih ulet dan tekun sehingga dalam waktu hanya kurang dari lima puluh tahun telah mampu menggulungi negara- negara Asia lainnya yang mungkin sebelumnya, keadaannya jauh lebih baik darinya, bahkan mampu bersaing dengan negara- negara maju di seluruh dunia. Bahkan kekuatan ekonomi dan teknologinya sangat diperhitungkan oleh dunia internasional. Amerika sendiri mampu memproduksi berbagai alat mutakhir dan modern, karena tuntunan lingkungan alamnya yang menantang dan banyak rintangan . Maka bermuncullah mobil – mobil model baru yang yang bisa menembus luasnya padang pasir , mobil yang bisa melewati jalan- jalan terjal di gunung , mobil yang tahan gelinciran di jalan- jalan yang licin, mobil yang dilengkapi sinar tembus cahaya dan lain-lainnya.

Begitu juga Yahudi, sebuah bangsa kecil yang mengalami penindasan selama ribuan tahun, kemudian berhasil survive dan bahkan menjadi salah satu kekuatan dunia. Di Eropa, walaupun Yahudi mengalami pembantaian yang panjang, tetapi prestasi mereka di bidang sains dan ekonomi, sungguh sangat menakjubkan. Tahun 1900, populasi Yahudi di Jerman adalah 497.000 atau 0,95% dari 50.626.000 penduduk Jerman. Setelah 30 tahun, tepatnya pada tahun 1930-an, kita mendapatkan 30% pemenang Nobel di Jerman adalah Yahudi.

Setelah kejadian 11 September 2001 , Umat Islam yang tinggal di Amerika dan Australia dan di negara- negara Barat lainnya , dimana mereka mendapatkan tekanan- tekanan , tindakan intimidasi dan dsikrimitasi dari orang – orang yang tidak senang dengan Islam , justru keadaan yang sangat menyesakkan perasaan tersebut tidak membuat umat Islam di sana ciut dan putus asa, justru mereka , terutama yang ada di Jaliyat ( Islamic Centre ) memanfaatkan meomentum semacam ini untuk menerangkan hakikat ajaran Islam kepada orang – orang non muslim , dan yang terjadi sungguh sangat menakjubkan , banyak orang – orang Barat yang tadinya benci dan tidak tahu dengan Islam, justru berbondong- bondong masuk Islam..subhanallah…..

Bahkan jauh sebelumnya, pada ratusan tahun yang silam, Rosulullah saw ketika mendapatkan tekanan dan intimidasi serta siksaan dari orang – orang kafir Qurays , tidaklah begitu saja menyerah, tapi berbagai jalan di tempuhnya untuk mencari jalan keluar. Beliau menyebarkan para pengikutnya di luar Mekkah, diantaranya adalah di Habasyah. Kemudian beliau sendiri pergi ke Thoif untuk menyebarkan dakwah , walaupun di sana yang beliau dapatkan justru malah cacian, tekanan dan cemoohan dan lemparan batu, beliau tetap tegar dan terus berjuang menyebarkan Risalah Islam tersebut melalui orang – orang di luar Mekkah yang berdatangan untuk melakukan ibadat haji, sehingga Allah memberikan jalan keluar dengan adanya para penolong, yaitu kaum Anshor yang datang dari Madinah , sehingga akhirnya kota tersebut dijadikan basis kekuatan Islam sepanjang sejarah.

Kejadian – kejadian tersebut mengingatkan pada saya akan teori manajement yang sering di sebut sebuah analisa yang menggunakan teori “ SWOTE ANALYSIS “ , yaitu : Strength ( kekuatan ), Weakness ( kelemahan ) Opportunity ( kesempatan ), Threats ( Ancaman / hambatan ) dan Environment ( Lingkungan ) . Artinya bagaimana seseorang dituntut untuk mampu menjadikan weakness ( kelemahan ), threats ( halangan ), bahkan enveronment (lingkungan ) yang ada menjadi sebuah oppurtunity ( kesempatan ) .

Dalam suatu mahfudhot yang sering saya dengar dari beberapa ustadz yang mengajar di pesantren :

“ Intahiz Al Furoz wahdzar min fautiha fa inna al fauza fi intihazih Al furoshi “

( gunakan kesempatan sebaik- baiknya dan jagalah, jangan sampai dia berlalu , karena sesungguhnya keberhasilan terletak pada pemanfaatan kesempatan )

Dalam lembaran-lembaran ayat suci Al Qur’an, ternyata kita dapatkan bahwa rahasia kesuksesan seseorang dan kemajuan suatu bangsa terletak pada dua kekuatan, yaitu : keyakinan dan kesabaran di dalam menghadapi tantangan- tantangan dan ujian hidup dunia ini. Allah berfirman :

“ Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, ketika mereka sabar Dan ketika mereka menyakini ayat-ayat Kami “ ( QS As Sajdah 24 )

Ayat tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati bisa didapat –paling tidak- dengan dua hal : kesabaran dan keyakinan terhadap apa yang mereka jalani.

Bahkan kaum Bani Israelpun ( ketika mereka mengikuti ajaran para nabi ) mendapatkan pujian dari Allah, karena kesabaran mereka, Allah berfirman :

“ Dan sungguh telah sempurna kalimat Robb-mu yang baik kepada Bani Isreal disebabkan karena kesabaran mereka “ ( Qs Al A’raf : 137 )

Ayat diatas mengisyaratkan kepada kita , bahwa siapa saja yang bersabar di dalam mengarungi bahtera kehidupan ini dan bersabar di dalam menempuh cita- citanya, niscaya akan berhasil, baik itu dilakukan oleh orang – orang Islam maupun non Islam. Jalan inilah yang telah ditempuh oleh tokoh – tokoh Barat, sebagai contoh sebut saja Thomas A. Edison , seorang tokoh yang berjasa pada dunia, karena menemukan listrik pertama kali. Dia sebelumnya hanyalah penjual koran di gerbong- gerbong kereta api, bahkan dia adalah seorang yang tuli, namun dengan kesungguhannya dia mampu menyumbangkan kepada dunia sesuatu yang sangat bermanfaat. John D. Rockefeller seorang tokoh dunia, ternyata hidupnya hanya dengan upah enam dollar perminggu. Julius Caesar sang penemu operasi Caesar, yang banyak membantu para ibu yang melahirkan anak dengan cara yang mudah dan praktis, ternyata pernah menderita penyakit ayan. Napoleon, sang penakluk dunia dari perancis, ternyata orangnya pendek dan kecil, bahkan dia hanya keturunan dari orang tua yang mempunyai kelas rendahan dan jauh dari katagori cerdas. Beethoven, seorang tokoh yang ternyata juga menderita penyakit tuli. Plato, seorang ahli mantiq yang dijadikan rujukan orang- orang sesudahnya ternyata berpunggung bungkuk. Sedangkan Stephen Hawkins adalah seorang yang lumpuh . Apa yang memberi orang- orang besar ini stamina untuk mengatasi kekurangan mereka yang cenderung di bawah rata- rata ini menjadi orang- orang yang sukses ?

Kalau kita pernah berjalan- jalan ke Mesir, tentunya akan berdecak kagum ketika melihat banyak dari pelajar, mahasiswa dan ulama kaliber internasional yang sejak kecilnya cacat kakinya, atau buta matanya. Tapi mereka tidak pernah mengeluh dengan keadaan yang mereka derita. Mereka tetap semangat di dalam menempuh cita-cita mereka. Sering saya melihat mereka naik turun tangga kuliyah sampai empat tingkat hanya dengan merangkak. Tentunya kita kasihan melihat keadaan mereka seperti itu, sekaligus tergeleng-geleng kepala melihat kegigihan mereka. Merekapun ikut berjejal-jejal di jalan- jalan raya dan di bus-bus dengan penumpang lainnya yang badan mereka sehat dan sempurna. Mereka tidak pernah merasa rendah diri sama sekali. Mereka menatap masa depan mereka dengan penuh optimis dan keyakinan. Maka tak ayal, tidak sedikit dari mereka yang jauh lebih unggul dan sukses dibandingkan dengan orang orang yang sempurna dan sehat.

Sejarah Islampun mencatat bagaimana sebuah musibah yang menimpa pasukan Islam, merupakan sebuah pelajaran yang sangat berharga sekali bagi keutuhan dan kelangsungan proses dakwah dan perjuangan umat Islam . Kekalahan yang di derita pasukan Islam dalam perang Uhud umpamanya, merupakan peristiwa yang di dokumenkan Allah di dalam Al-Qur’an kira-kira dalam 40 ayat , yaitu seperlima dari surat Ali Imron secara keseluruhan.

Ini menunjukkan betapa penting kita mengambil pelajaran dan hikmah dari suatu kejadian ataupun musibah yang mengenai diri kita. Banyaknya ayat yang menjelaskan kekalahan itu , bukan untuk selalu kita tangisi dan kita ratapi, akan tetapi untuk memberikan pelajaran yang berarti dan sangat banyak bagi umat Islam hingga akhir zaman. Al Qur’an mendokumentasikan kejadian tersebut untuk menjelaskan kepada umat Islam sebab- sebab kekalahan yang mereka derita, dan hikmah dari kehendak Allah untuk menimpakan kekalahan sementara atas umat Islam. Allah ingin mengajarkan umat Islam agar tidak mengulangi kesalahan – kesalahan yang mereka perbuat dalam perang Uhud di masa- masa mendatang. Agar umat Islam menyakini bahwa kemenangan hanya datang dari Allah semata. Oleh karenanya, hendaknya mereka semata-mata untuk bertawakal dan menyandarkan segala-galanya kepada-Nya semata. Yang wajib dikerjakan oleh umat Islam hanyalah berusaha mengerjakan perintah Allah menurut kemampuannya dengan selalu terus mentaati Allah dan Rosul-Nya, niscaya kemenangan- kemenangan selanjutnya akan dapat di raih.

Beberapa banyakah sekarang dari umat Islam yang mau merenungi musibah- musibah yang ada, baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa umat Islam secara keseluruhan , untuk kemudian mengambil pelajaran darinya, selanjutnya dijadikan bekal di dalam menghadapi tantangan – tantangan hidup selanjutnya ?

Wanita Shalihah

September 30, 2007

Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri.

MULIALAH wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR. Muslim).

Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.

Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).

Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.

Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain.

Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.

Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.

Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia “polos” tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.

Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.

Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal.

Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi.

Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, “Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya.”

Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita kita. Wallahua’lam.